Mengenal Kondisi Stres pada Prosedur Imunisasi

Memuat Artikel ....

Setiap kali seseorang mendapatkan vaksin, ada kemungkinan munculnya reaksi yang bukan disebabkan oleh bahan vaksin itu sendiri, melainkan karena stres atau kecemasan terkait proses imunisasi. Reaksi inilah yang dikenal sebagai Immunization Stress Related Response (ISRR) atau Respons Stres Terkait Imunisasi. 

 

Konsep ISRR muncul sebagai upaya untuk menggambarkan berbagai gejala yang dapat terjadi akibat kecemasan sebelum, selama, dan sesudah vaksinasi. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai ISRR, diharapkan para tenaga kesehatan dan masyarakat dapat menangani kejadian ini dengan tepat dan menjaga kepercayaan publik terhadap program imunisasi.

 

Apa Itu ISRR?

Respons Stres Terkait Imunisasi merupakan reaksi yang timbul BUKAN dari zat aktif vaksin, melainkan dari reaksi psikologis dan fisiologis tubuh terhadap kecemasan dan stres yang muncul saat proses vaksinasi. Awalnya, istilah ini dikenal sebagai “reaksi kecemasan terkait imunisasi” , namun istilah tersebut telah diperbarui menjadi ISRR untuk mencakup spektrum gejala yang lebih luas.  Redefinisi ini diharapkan para profesional medis bisa lebih tepat dalam mendiagnosis, mencegah, dan menangani respons yang terjadi secara individu maupun dalam kelompok.

 

Gejala Klinis ISRR

ISRR dapat muncul dalam berbagai bentuk yang melibatkan gejala fisik dan psikologis. Beberapa gejala yang sering dilaporkan meliputi:

  • Pingsan atau Rasa Pusing

    Salah satu reaksi yang paling umum adalah pingsan singkat atau merasa sangat pusing. Hal ini disebabkan oleh respon vasovagal, yakni penurunan tiba-tiba dalam denyut jantung dan tekanan darah yang terjadi saat tubuh merespons stres.

  • Pernafasan Cepat (Hiperventilasi)

    Kecemasan tinggi dapat menyebabkan seseorang bernapas dengan cepat, yang seringkali membuat mereka merasa cemas atau pusing.

  • Gejala Neurologis Fungsional

    Dalam beberapa kasus, gejala seperti kelemahan otot, kehilangan keseimbangan, atau bahkan episode yang menyerupai kejang non-epileptik dapat terjadi. Meskipun terlihat serius, gejala ini umumnya bersifat sementara dan tidak menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf.

  • Kondisi seperti Penyakit Serius

    Ada kalanya gejala ISRR meniru kondisi yang lebih serius, seperti tanda-tanda stroke. Contohnya, setelah vaksin COVID-19, beberapa orang melaporkan gejala mirip stroke. Namun, pemeriksaan medis biasanya mengungkapkan bahwa kondisi ini disebabkan oleh stres, bukan oleh kerusakan otak yang nyata.

 

Faktor Penyebab ISRR

Reaksi stres saat vaksinasi tidak terjadi secara acak. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi timbulnya ISRR antara lain:

  • Faktor Biologis

    Usia dan jenis kelamin dapat mempengaruhi seberapa rentan seseorang terhadap stres saat imunisasi. Misalnya, reaksi yang lebih intens kadang ditemukan pada kelompok usia tertentu.

  • Faktor Psikologis

    Pengalaman masa lalu, tingkat kecemasan, dan kesiapan mental sangat berpengaruh. Seseorang yang pernah mengalami reaksi negatif atau memiliki kecemasan tinggi terhadap jarum suntik mungkin lebih mudah menunjukkan gejala ISRR.

  • Pengaruh Sosial dan Media

    Lingkungan sosial dan informasi yang tersebar melalui media, termasuk media sosial, juga memainkan peran penting. Informasi yang beredar, baik yang benar maupun tidak, dapat mempengaruhi persepsi dan menimbulkan kecemasan sebelum vaksinasi.

Selain itu, stres psikologis diketahui dapat mempengaruhi respons sistem kekebalan tubuh. Kondisi stres yang berkepanjangan atau intens dapat mengurangi efektivitas respons imun, terutama dalam pembentukan antibodi setelah vaksinasi.

 

Dampak Sosial & Manajemen ISRR

Manajemen yang tepat terhadap ISRR sangat penting, karena reaksi ini berpotensi mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Pendidikan Masyarakat

    Menyediakan informasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai apa itu ISRR dan bagaimana gejalanya dapat membantu mengurangi kecemasan masyarakat. Pemahaman yang baik akan mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi berantai akibat ketakutan.

  • Pelatihan Tenaga Kesehatan

    Para tenaga medis perlu dilatih untuk mengenali gejala ISRR dan menangani pasien dengan cara yang menenangkan. Teknik komunikasi yang baik dan pendekatan yang empatik dapat mengurangi kecemasan pasien.

  • Monitoring dan Evaluasi

    Penggunaan alat seperti video-elektroensefalografi (VEEG) secara berkala pada kelompok yang mengalami reaksi serupa dapat membantu dalam mendiagnosis secara tepat, misalnya untuk membedakan antara kejang non-epileptik dengan kondisi neurologis lain. Hal ini penting agar tidak terjadi kesalahan diagnosis yang dapat menimbulkan ketakutan berlebihan terhadap vaksin.

  • Pendekatan Terpadu

    Kolaborasi antara profesional kesehatan, psikolog, dan ahli komunikasi kesehatan diperlukan untuk mengembangkan strategi yang dapat mengurangi dampak negatif ISRR pada kepercayaan masyarakat terhadap vaksin.

 

Pandangan ke Depan dan Riset Lanjutan

Meskipun banyak aspek ISRR telah dipahami, masih terdapat banyak area yang memerlukan penelitian lebih mendalam. Beberapa poin penting untuk riset di masa depan meliputi:

  • Studi pada Populasi Anak

    Sampai saat ini, bukti mengenai bagaimana stres mempengaruhi respons imun pada anak-anak masih terbatas. Mengingat anak-anak merupakan kelompok yang sering menjadi sasaran program imunisasi, penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk memahami dan mengatasi kekhawatiran ini.

  • Mekanisme Neuroendokrin

    Penelitian mengenai mekanisme neuroendokrin—bagaimana stres memicu perubahan hormon dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh—dapat membuka jalan bagi strategi baru untuk meningkatkan efektivitas vaksin. Dengan memahami respons stres secara biologis, mungkin akan ditemukan cara-cara alami untuk meningkatkan pembentukan antibodi.

  • Penerapan Teknologi Baru

    Penggunaan teknologi canggih dalam pemantauan respons imun dan stres selama vaksinasi bisa membantu mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi mengalami ISRR. Hal ini memungkinkan intervensi dini untuk mencegah munculnya gejala yang lebih berat.

Respons Stres Terkait Imunisasi (ISRR) merupakan fenomena yang terjadi karena kombinasi faktor biologis, psikologis, dan sosial. Walaupun gejalanya bisa terlihat mengkhawatirkan, seperti pingsan, hiperventilasi, atau gejala neurologis sementara, ISRR pada umumnya tidak menyebabkan dampak jangka panjang. Dengan pendidikan yang tepat, pelatihan bagi tenaga kesehatan, dan riset yang berkelanjutan, kita dapat mengurangi kekhawatiran masyarakat dan menjaga kepercayaan terhadap program imunisasi. Upaya terpadu ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap orang merasa aman dan terlindungi ketika menjalani proses vaksinasi, sehingga masyarakat dapat menikmati manfaat dari pencegahan penyakit melalui imunisasi yang efektif dan terpercaya.

 

Dengan memahami ISRR secara mendalam, diharapkan masyarakat dapat lebih tenang dan tidak mudah panik ketika mendapatkan vaksin, serta mendukung keberhasilan program imunisasi yang merupakan salah satu pilar utama dalam menjaga kesehatan publik.

Tentang Artikel
Kutip Artikel

Sufri, MR. (2025). Mengenal kondisi stres pada prosedur imunisasi. Medizine [DD/MM/YYYY]

Referensi

Gold, M., MacDonald, N., McMurtry, C., Balakrishnan, M., Heininger, U., Menning, L., Benes, O., Pless, R., & Zuber, P. (2020). Immunization stress-related response - Redefining immunization anxiety-related reaction as an adverse event following immunization.. Vaccine. https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2020.02.046

 

Apiwattanakul, M., Suanprasert, N., Rojana-Udomsart, A., Termglinchan, T., Sinthuwong, C., Tantirittisak, T., Hanchaiphiboolkul, S., Angchaisuksiri, P., Srimahachota, S., Wongsawat, J., Stiudomkajorn, S., Kiertiburanakul, S., Techasaensiri, C., Laisuan, W., Manosuthi, W., Doungngern, P., Jaroenkunathum, W., Jivapaisarnpong, T., Panjangampatthana, A., Chimmanee, J., & Chokephaibulkit, K. (2022). Good recovery of immunization stress-related responses presenting as a cluster of stroke-like events following CoronaVac and ChAdOx1 vaccinations. PLoS ONE, 17. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0266118

 

Cohen, S., Miller, G., & Rabin, B. (2001). Psychological Stress and Antibody Response to Immunization: A Critical Review of the Human Literature. Psychosomatic Medicine, 63, 7-18. https://doi.org/10.1097/00006842-200101000-00002

 

Marchetti, R., Gallucci-Neto, J., Kurcgant, D., Proença, I., Valiengo, L., Fiore, L., Pinto, L., Maranhão, A., Da Costa Oliveira, M., & De Oliveira, L. (2020). Immunization stress-related responses presenting as psychogenic non-epileptic seizures following HPV vaccination in Rio Branco, Brazil.. Vaccine. https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2020.08.044

 

Herbert, T., & Cohen, S. (1993). Stress and immunity in humans: a meta‐analytic review.. Psychosomatic Medicine, 55, 364–379. https://doi.org/10.1097/00006842-199307000-00004

 

McMurtry, M. (2020). Managing immunization stress-related response: A contributor to sustaining trust in vaccines.. Canada communicable disease report = Releve des maladies transmissibles au Canada, 46 6, 210-218. https://doi.org/10.14745/ccdr.v46i06a10

 

Svensson, R., Malon, M., Stensballe, L., Thorsen, S., & Svensson, J. (2024). The effect of stress on the antibody response after vaccination in children aged 0-18 years: A systematic review.. Scandinavian journal of immunology, e13394. https://doi.org/10.1111/sji.13394

 

Dhabhar, F., & Viswanathan, K. (2005). Short-term stress experienced at time of immunization induces a long-lasting increase in immunologic memory.. American journal of physiology. Regulatory, integrative and comparative physiology, 289 3, R738-44. https://doi.org/10.1152/AJPREGU.00145.2005

 

Yang, E., & Glaser, R. (2002). Stress-associated immunomodulation and its implications for responses to vaccination. Expert Review of Vaccines, 1, 453 - 459. https://doi.org/10.1586/14760584.1.4.453

    Disusun oleh
    Penyunting
    Rovy Pratama
    Terakhir diperbarui:
    Kamis, 27 Februari 2025
    Artikel Lainnya
    • Medizine Author - Teuku  Nanta Aulia
    Teuku Nanta Aulia ,
     5 Agustus 2024

    Skoliosis pada Remaja: Kenali Tanda dan Gejala Sejak Dini

    Apakah Anda atau anak Anda sering mengeluhkan nyeri Punggung? Waspada Skoliosis pada Remaja. Kenali tanda dan Gejalanya ...

    • Medizine Author - Rovy Pratama
    Rovy Pratama ,
     28 Juni 2024

    Burnout: Pembunuh Produktivitas Tenaga Kesehatan Indonesia

    Apakah Anda seorang profesional bidang kesehatan? Apakah anda merasa kelelahan fisik, mental dan emosional emeosional setelah bekerja sepanjang hari? Apakah rasa lelah tersebut menurunkan minat dan produktivitas kerja Anda? Mungkin Anda mengalami Burnout...

    • Medizine Author - Farhan Marzuki
    Farhan Marzuki ,
     8 April 2025

    Napak Tilas Dr. Ramazzini: Bapak Kedokteran Kerja Dunia

    Sudah tahu belum siapa yang pertama kali mencetuskan konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)? Yuk berkenalan bersama dr. Ramazzini